Infaq dan Shodaqoh yang IKHLAS
كل و اشرب و البس و تصدّق في غير سرف و لا مخيلة
“Makanlah, minumlah,
berpakaianlah, dan bersedekahlah tanpa dengan berlebihan dan jangan pula ujub
(sombong)”
Hadits
di atas menerangkan tentang pola hidup manusia yang memang selalu menjadi keseharian
yang pasti. Dalam hal makan, minum, berpakaian, bahkan dalam bersedekah.
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya agar selalu senantiasa menjaga akhlak dan
perilaku di setiap apapun agar tidak terlihat berlebihan, karena jika sesuatu
sudah terlihat berlebihan maka akan menjadi kurang baik.
Dari
hadits di atas ini kita bisa mengambil point tentang bersedekah atau lebih
dikenal dengan istilah shodaqoh. Ada kisah
unik menarik yang membahas dari makna hadits “bersedekahlah
kamu seperti halnya si tangan kanan yang tidak diketahui oleh si tangan kiri”.
Dulu
ada seorang saudagar yang sangat kaya raya dan memiliki harta yang amat sangat
berlimpah, setiap harinya ia memiliki skretaris yang ia suruh untuk
menyumbangkan sebagian hartanya kepada warga yang kurang mampu. Namun uniknya
setiap warga yang berada di sekitar rumah saudagar malah mencaci maki si
saudagar yang amat kaya ini, mereka beranggapan bahwa saudagar ini pelit dan
enggan menyedekahkan sebagian hartanya di jalan Allah.
Setiap
harinya skretaris saudagar pun terus menyalurkan bantuan sesuai dengan apa yang
majikannya perintahkan, bantuan dan sedekah si saudagar terus mengalir seperti
bagaimana mengalirnya cacian para warga kepada si saudagar. Warga berkata
hal-hal kemarin kepada si skretaris setiap hari dan setiap ia datang kepada
warga untuk membagikan sedekah.
Suatu
hari sang saudagar meninggal dunia, si skretaris datang berkunjung namun tanpa
membawa sedekah dan bantuan. Warga bertanya-tanya kenapa si skretaris datang
tanpa apapun, ada apa yang terjadi. Si skretaris itu menjelaskan bahwa harta
yang selama ini disalurkan bukan berasal dari miliknya, ia hanya menunjukkan kepada
warga suatu tempat jika mereka ingin bertemu dengan orang yang dermawan kepada
mereka.
Lalu
tanpa banyak alasan warga pun datang berbondong-bondong menuju tempat yang
telah diberitahu oleh si skretaris, setelah tiba di tempat yang dituju mereka
terkejut karena di tempat itu terdapat makam si saudagar, mereka berpikir bukan
rumah ataupun kediaman seseorang yang ditunjukkan oleh si skretaris melainkan rumah
dan kediaman terakhir atau tempat peristirahatan selamanya.